KOTABARU, LOGIKABERITA.COM – Patut di apresiasi, kemungkinan besar menjadi satu-satunya lembaga pendidikan yang ada di Kabupaten Kotabaru yakni LPK MIP (Lembaga Pelatihan Kursus Mitra Insan Prima) yang peduli akan kelestarian alam dan lingkungan. Kenapa tidak, bukan hanya isapan jempol saja. Lembaga ini dalam setiap tahunnya konsen melakukan penanaman bibit pohon ulin yang menjadi salah satu kayu endemik Kalimantan dan bukan hanya di tanam melainkan juga di rawat dan di perhatikan agar kegiatan yang terlaksana tidak sia-sia.
Berbarengan daengan pelaksanaan kegiatan Meranti Putih Performance Art Fest 2025, LPK MIP juga ikut terlibat dan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kotabaru untuk kembali melakukan penanaman bibit ulin di kawasan ekowisata hutan meranti yang terletak di Desa Sebelimbingan, Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru.

Kepada logikaberita.com, Noor Ipansyah SH MH selaku pembina dari LPK MIP dan pemerhati lingkungan mengatakan, pohon ulin atau kayu besi dengan nama latin Eusideroxylon Zwagery adalah salah satu pohon endemik yang sudah langka ditemui di Kabupaten Kotabaru, dan ia merasa terpanggil agar tanaman tersebut dapat tumbuh dan khususnya bagi generasi mendatang mengetahui jenis pohon ulin.
“Tentu kami sangat bersyukur, Pemerintah Daerah Kabupaten Kotabaru melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga dengan acara MP2AF pada festival meranti 2025, bekerjasama dengan LPK MIP akan melaksanakan kegiatan yang rutin dilalukan setiap tahunnya yaitu penanaman pohon,” tuturnya, Sabtu (29/11/25).

Dijelaskannya pula, kegiatan penanaman dan pemeliharaan pohon ulin tersebut dilaksanakan pada hari Minggu pagi tanggal 30 Nopember 2025 di kawasan Ekowisata Meranti Putih.
Acara penanaman akan di dahului dulu dengan kegiatan bersama masyarakat setempat yaitu acara budaya Grebek Kampung, artinya sebagai wujud syukur atas hasil bumi warga desa dan itu menjadi daya tarik tersendiri dalam rangkaian festival meranti yang dilaksanakan.
“Pemilihan lokasi penanaman dan pemeliharaan Pohon Ulin di kawasan Ekowisata Meranti, bukan dikawasan hutan tentunya punya alasan tersendiri, yaitu faktor keamanan dan keberlangsungan pohon ulin itu sendiri,” tambahnya.

Kegiatan itu juga didukung dan melibatkan partisipasi banyak pihak, karena memang seyogyanya adalah kegiatan bersama dan milik bersama untuk kelestarian hutan dan lingkungan.
Pihaknya juga apresiasi kepada banyak pihak yang telah menyumbangakan bibit kayu ulinnya untuk nanti akan ditanam juga di Ekowisata Meranti.
“Mari selamatkan dan lestarikan pohon ulin di Kotabaru. Kalau tidak sekarang kapan lagi, dan ini sebagai wujud kepedulian kita secara nyata terhadap alam yang sudah seharusnya terus lestari,” tutupnya berharap.
Dilain pihak, Kepala Dinas Parpora Kabupaten Kotabaru, Sonny Tua Halomoan menyambut baik kerjasama penanaman pohon ulin dengan LPK MIP. menurutnya, kegiatan tersebut menjadi langkah nyata dalam pelestarian hutan dan sebagai wujud kepedulian.
“Dalam festival meranti tahun 2025 ini yang berlangsung pada tanggal 28-30 Nopember 2025, kami juga melaksanakan penanaman bibit kayu ulin yang bekerjasama dengan LPK MIP, dan kami sangat menyambut baik kegiatan tersebut,” ucapnya di sela sambutan pada kegiatan open ceremony Meranti Putih Performance Art Fest 2025 tadi malam, Jum’at (28/11/25).
Komentar